Sabtu, 17 Desember 2011

Zaman Logam

by : Rolly Zandra

berikut inilah pembagian zaman logam - Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

Zaman tembaga
Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga.

Zaman perunggu
Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

Zaman besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

Antara zaman neolithicum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalithicum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalithicum justru pada zaman logam.

Kamis, 15 Desember 2011

Zaman Batu

Zaman batu

Quote:
Zaman batu
Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia terbuat dari batu, rneskipun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Tetapi, pada zaman ini secara dominan alat-alat
yang digunakan terbuat dari batu. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, maka zaman batu dibedakan lagi menjadi tiga peniode sebagai
berikut.

1) Zaman batu tua (Palaeolithikum) Zaman bath tua merupakan suatu masa di mana hasil buatan alat-alat dari batunya masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih sederhana. Misalnya, kapak genggam. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur.

2) Zaman batu madya (Mesolithikum)
Zaman batu madya merupakan masa peralihan dirmana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Misalnya
pebble/kapak Sumatera.

3) Zaman batu muda (Neolithikum) Zaman batu muda merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang ini sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Misalnya, kapak perseg dan kapak lonjong.

sedikit menambakan ??

karena Zaman Batu Besar ( Megalithikum ) belum ada,,


Zaman batu terbagi menjadi 4 zaman yaitu :

  • Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)

    Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan.

    Contoh alat-alat tsb adalah :
    1. Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut “Chopper” (alat penetak/pemotong).
    2. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa yaitu alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi.
    3. Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.

    Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

    Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi Kebudayaan Pacitan dan Ngandong.

    Manusia pendukung kebudayaan ini adalah :
    1. Pacitan : Pithecanthropus erectus
    2. Ngandong : Homo Wajakensis dan Homo soloensis.
  • Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)

    Ciri zaman Mesolithikum :
    1. Alat-alat pada zaman ini hampir sama dengan zaman Palaeolithikum.
    2. Ditemukannya bukit-bukit kerang dipinggir pantai yang disebut “kjoken modinger” (sampah dapur) Kjoken =dapur, moding = sampah).

    Alat-alat zaman Mesolithikum :
    1. Kapak genggam (peble)
    2. Kapak pendek (hache Courte)
    3. Pipisan (batu-batu penggiling)
    4. Kapak-kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah
    5. Alat-alat di atas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores

    Alat-alat Kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua-gua yang
    disebut “Abris Sous Roche” Adapun alat-alat tersebut adalah :
    1. Flaces (alat serpih) , yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.
    2. Ujung mata panah,
    3. Batu penggilingan (pipisan),
    4. Kapak,
    5. Alat-alat dari tulang dan tanduk rusa,
    6. Alat-alat ini ditemukan di gua lawa Sampung Jawa Timur (Istilahnya: Sampung Bone Culture = kebudayaan Sampung terbuat dari Tulang)

    Tiga bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu :
    • Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger
    • Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
    • Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche

    Manusia Pendukung Kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua-Melanosoid
  • Neolithikum (Zaman Batu Muda)

    Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.

    Contoh alat tersebut :
    1. Kapak Persegi, misalnya Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
    2. Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
    3. Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak
    4. Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di jawa
    5. Pakaian (dari kulit kayu)
    6. Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)

    Manusia pendukung Kebudayaan Neolithikum adalah bangsa Austronesia (Austria) dan Austro-Asia (Khmer –Indochina).
  • Megalithikum (Zaman Batu Besar )

    Hasil kebudayaan zaman Megalithikum adalah sebagai berikut :
    1. Menhir, adalah tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati Arwah nenek moyang
    2. Dolmen, adalah meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang, Adapu;a yang digunakan untuk kuburan
    3. Sarchopagus atau keranda, bentuknya seperti lesung yang mempunyai tutup
    4. Kubur batu/peti mati yang terbuat dari batu besar yang masing-masing papan batunya lepas satu sama lain
    5. Punden berundak-undak, bangunan tempat pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat

Selasa, 13 Desember 2011

Paleolithikum


  1. Paleolitikum By : Rolly Zandra
  2. PengertianPalaeolithic, (Yunani:παλαιός (palaios) — purba dan λίθος (lithos) —batu). Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM.Zaman batu ini berlangsung pada kala Pleistosen.Pada zaman ini, manusia Peking dan manusia Jawa telah ada di Afrika,Eropa dan Asia. Pada masa ini Zaman Glasial dan Interglasial datang silih berganti.
  3. Pleistosen Kala Pleistosen menjadi sangat penting karena pada masa ini mulai munculkehidupan manusia purba. Keadaan alam kala ini masih liar dan labil karena silihbergantinya dua zaman yaitu : Zaman Zaman Glasial Interglasial Pada masa ini hanya hewan – hewan yang berbulu tebal yang mampubertahan hidup. Salah satunya adalah Mammouth. Hewan berbulu tipis pindah kedaerah tropis.
  4. Peninggalan Budaya Peninggalan budaya adalah alat – alat yang ditinggalkan pada jamantersebut. Alat – alat batu yang digunakan pada zaman ini masih sangat kasar sebabteknik pembuatanya masih sangat sederhana. Alat – alat batu dibuat dengan caradibenturkan satu sama lain. Berdasarkan tempat penemuanya, hasil – hasil kebudayaan batu diIndonesia dibagi menjadi dia, yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. KebudayaanKebudayaan Pacitan Ngandong
  5. Peninggalan Manusia Budaya PendukungKehidupan Sosial Kepercayaan Tabel Rangkuman
  6. Kebudayaan Pacitan Alat – alat batu dari Pacitan ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun1935 di kali Baksoso, desa Punung, Pacitan,Jawa Timur. Alat – alat batu dari Pacitanberupa kapak genggam,yaitu kapak tak bertangkai, kapak perimbas, kapakpenetak, dan yang paling banyak merupakan alat – alat kecil yang disebut alatserpih(flake). Alat – alat batu terasal dari lapisan Pleistosen Tengah. Selain di pacitan, alat – alat batu tersebut ditemukan juga di Sukabumi,Tambangsawah (Bengkulu), Maumere(Flores), dan Atambua Timor. Ħ
  7. Kebudayaan Ngandong Alat – alat Zaman Batu Tua dari Ngandong dekat Ngawi, Jawa Timur berupakapak – kapak genggam dari batu dan alat – alat kecil(flake).Flake juga ditemukandi Sangiran, Jawa Timur dan di Cabenge, Sulawesi Selatan. Selain itu ditemukanpula alat – alat dari tulang dan tanduk. Alat – alat dari tulang dan tandukdigunakan untuk menusuk dan digunakan juga sebagai mata tombak. Ħ
  8. Manusia Pendukung Manusia pendukung adalah manusia yang menjalani kehidupan di masatersebut. Dari data – data sejarah yang ada disimpulkan bahwa manusiapendukung dibedakan menjadi dua yaitu: Manusia PendukungManusia Pendukung KebudayaanKebudayaan Pacitan Ngandong
  9. Manusia Pendukung Kebudayaan Pacitan Berdasarkan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwa manusia pendukung kebudayaan Pacitan adalah Pithecanthropus Erectus, dengan alasan:1. Alat – alat dari Pacitan ditemukan pada lapisan yang sama dengan Pithecanthropus Erectus, yaitu pada Pleistosen Tengah2. Di Chou-Kou-Tien, Cina, ditemukan sejumlah fosil sejenis Pithecanthropus Erectus, yaitu: Sinanthropus Pekinensis. Ī
  10. Pithecanthropus Erectus Ħ
  11. Manusia Pendukung Kebudayaan Ngandong Berdasarkan penemuan yand ada dapat disimpulkan bahwa manusia pendukung kebudayaan Ngandong adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis, dengan alasan:1. Di Ngadirejo, Sambung Macan(Sragen) ditemukan kapak genggam bersama tulang –tulang binatang dan atap tengkoran Homo Soloensis.2. Alat – alat dari Ngandong berasal dari lapisan yang sama dengan Homo Wajakensis, yaitu Pleistosen Atas. Ī
  12. Homo Wajakensis dan Homo SoloensisHomo Soloensis Ħ
  13. Zaman Glasial Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di kutub utarasehingga Eropa dan Amerika bagian Utara tertutup es, sedangkan daerah yangjauh dari kutub terjadi hujan lebat bertahun – tahun. Permukaan air laut turundisertai dengan naiknya daratan di berbagai tempat . Sumatra, Jawa,Kalimantan, dan Malaysia barat bergabung menjadi satu dengan benua asia.Kalimatan Utara bergabung dengan Filipina dan Formosa(Taiwan) hinggamenjadi satu juga denga benua Asia.Antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatanbergabung melalui Nusa Tenggara. Ħ
  14. Zaman Interglasial Zaman Interglasial adalah kebalikan dari Zaman Glasial. Tempratur di buminaik sehingga lapisan es di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naikdan terjadi banjir besar – besaran di berbagai tempat, hal ini menyebabkandaratan terpisah – pisah oleh lautan dan selat. Ħ
  15. Kehidupan Sosial Berdasarkan volume otak dan penemuan yang ada dapat disimpulkan bahwapada zaman ini manusia pendukung hidup dengan cara berburu danmengumpulkan makanan. Mereka berburu kerbau, banteng, kuda, monyet, danlain – lain. Sedangkan untuk kebutuhan vitamin mereka mengumpulkan buah –buahan dan umbi –umbian. Selain itu mereka juga makan ikan karena merekahidup di dekat sungai. Pada masa ini manusia purba masih hidup secara nomaden karena merekamasih bergantung kepada alam. Oleh karena berpindah – pindah mereka hidupdalam kelompok – kelompok kecil sehingga bisa berpindah – pindah dengan cepatdan bisa melawan jika ada binatang buas. Diperkirakan ada sekita 500Pithecanthropus Erectus di Pulau Jawa. Menuruk Teuku Jacob, bahasa sebagai alat komunikasi pada jaman ini sudahmulai terbentuk dengan menggunakan gerakan badan. Ī
  16. Berburu dan Mengumpulkan Makanan Ħ
  17. Kepercayaan Di Afrika, Eropa, dan Asia kecil pada zaman Batu Tua yang menghasilkan alat– alat serpih, alat tuland dan tanduk sudah ditemukan bukti – bukti kepercayaanmanusia terhadap kekuatan – kekuatan alam. Tapi di Asia Timur termasuk diIndonesia belum ditemukan kepercayaan. Demikian juga penguburan mayat belumdilakukan oleh Pithecanthropus

MESOZAIKOM


Menurut pendapat para ahli, mesozoikum dapat diartikan sebagain berikut :
1.)    M.K Tadjudin : Mesozoa / Mesozoikum adalah suatu masa yang dikaitkan dengan  umur bumi. Masa ini berlangsung antara 205 – 135 juta tahun yang lalu. Secara harfiah mesozoikum berarti “umur pertengahan”. Masa ini disebut sebagai zaman “Gymnospermae” karena banyak dijumpai tumbuhan gymnospermae yang hidup pada masa ini.
2.)    Teuku Jacob : Masa mesozoikum berlangsung pada 225 – 65 juta tahun yang lalu. Masa ini terbagi menjadi zaman Trias, Jura, Creta. Masa ini disebut sebagai zaman “Gemilang Reptilia”. Mamalia, Aves, dan ikan mulai berkembang di masa ini, terutama ikan bertulang sejati (osteichthyes)
3.)    Dermawan Sumardi : Masa ini berlangsung pada 225 – 70 juta tahun yang lalu. Peran invertebrata mulai tergantikan oleh reptile. Pada masa itu laut banyak menggenangi daratan.
Berdasarkan pendapat para ahli tadi, dapat disimpulkan bahwa masa mesozoikum berlangsung dari 65 – 245 juta tahun yang lalu. Pada masa mesozoikum ini terbagi menjadi 3 zaman. Yaitu zaman Trias, Jura, Kapur. Kehidupan yang terjadi pada masa mesozoikum ini didominasi oleh reptil, baik itu dari darat, laut, maupun udara. Masing – masing zaman pada masa mesozoikum ini dicirikan dengan adanya kehidupan tertentu maupun peristiwa – peristiwa geologis khusus.

A. Zaman Trias
          Zaman Trias berlangsung sejak 245 – 208 juta tahun yang lalu. Nama Trias diusulkan oleh F. von Alberti, seorang ahli geologi berkebangsaan jerman. Nama Trias diambil dari perkembangan endapan Mesozoikum yang didapat di cekungan Jerman, yang kemudian dianggap sebagai wilayah tipe untuk Sistem Trias, walaupun singkapan yang relatif lengkap dan banyak mengandung fosil justru didapatkan di Amerika bagian barat, Amerika bagian timur dan Kanada. Sistem Trias terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Trias Bawah, Trias Tengah, Trias Atas. Adapun pengertian dari 3 bagian tersebut adalah :

1.)    Trias Bawah :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Buntsandstein merupakan seni sedimentasi yang terjadi di darat dan terdiri dari batu pasir, batu lempung, konglomerat dengan beberapa bagian terdapat sisipan endapan laguna. Warna seri sedimen tersebut dari merah cerah hingga lembayung.
2.)    Trias Tengah :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Muschelka merupakan seni sedimentasi yang terjadi di laut yang mencapai ketebalan kurang lebih 200 m.
3.)    Trias Atas :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Keuper merupakan seni sedimen yang seluruhnya diendapkan di darat. Pada bagian alasnya terdiri dari dolomit dan gipsum yang merupakan endapan penguapan, yang diakhiri dengan batu pasir yang diendapkan di sungai dengan fosil tumbuh – tumbuhan yang menyerupai ekor kuda yang dikenal dengan nama setempat sebagai Schlifsandstein.
Perkembangan kehidupan pada zaman Trias menunjukkan banyak terjadi perubahan baik untuk jenis Fauna terutama untuk golongan Vertebrata maupun golongan Invertebrata. Golongan Invertebrata Pilum Brachiopoda dan Pilum Mollusca serta Pilum Arthropoda. Untuk Pilum Mollusca termasuk di antaranya dari Kelas Pelecypoda dan Kelas Cephalopoda sedang untuk Pilum Arthropoda khususnya yang termasuk Kelas Crustacea. Demikian pula untuk jenis flora menunjukan adanya perkembangan yang pesat. Untuk jenis Vertebrata khususnya yang termasuk Reptilia sudah mulai dikenal Rutiodon (sebangsa Phytosaurus) yang mulai muncul semula hidup dalam lingkungan air kemudian mengadaptasikan diri hidup dalam lingkungan darat yang kemudian punah pada zaman ini. Selain itu yang mulai muncul pada zaman ini pula antara lain yang termasuk dinosaurus ialah Anchiasaurus, Cynognathus, Thrinacodon, placerias gigas, Inchtyosurus yang berkembang pada Zaman Trias dan punah pula pada akhir Zaman Trias.
Didasarkan atas fasiesnya Sistem Trias di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.)    Indonesia bagian barat : dengan macam fasies bermula dari fasies paralas, volkanik, laut, terutama berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi beberapa bagian dari Sumatra, Kalimantan (serta Malaya) dan pulau – pulau kecil di antara ketiga daerah tersebut.
2.)    Indonesia bagian timur : dengan macam fasies seperti perkembangan di Indonesia bagian barat, hanya di tempat ini tidak dijumpai fasies volkanik, terutama berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi Sulawesi timur dan tenggara, pulau – pulau kecil di kepulauan Nusa Tenggara antara lain Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Leti, Pulau Tanimbar, Pulau Kei, Pulau Seram, Pulau Buru dan Pulau Buton.
Di Indonesia bagian timur pada zaman Trias terjadi peristiwa genang laut di bagian bawah umumnya terdiri dari batuan klastik yang berbutir kasar antara lain breksi, konglomerat yang kemudian diikuti dengan batu pasir, serpih yang mengandung bitumina yang kemudian diakhiri dengan napai dan batu gamping.
Dari Kesamaan Fasies batuan Trias di pulau – pulau Indonesia timur dapat ditarik kesimpulan bahwa pulau – pulau tersebut setidak – tidaknya pada Zaman Trias Atas termasuk dalam satu lingkungan sedientasi yang selalu mengalami penurunan atau dikatakan merupakan daerah pelamparan Geosinklin Banda. Geosinklin ini memanjang ke arah barat daya yang kemudian bersambung dengan Geosinklin Westralia sedang kea rah barat bersambung dengan Geosinklin danau.

B. Zaman Jura
Zaman Jura berlangsung sejak 208 – 145 juta tahun yang lalu. Nama Jura pertama kali dipakai pada tahun 1799 oleh A. von. Humboldt seorang ahli geologi berkebangsaan Jerman. Penelitian secara intensif pada saat itu dilakukan di Inggris, walupun demikian maka nama sistem ini diambilkan dari nama Pegunungan Yura yang membentang dari Perancis sampai Swiss. Tempat inilah yang kemudian digunakan sebagai daerah tipe untuk sistem Yura.
Endapan Jura baik yang terjadi di laut mupun yang di darat banyak mengandung fosil. Untuk golongan Invertebrata diwakili oleh Pilum Coelenterata, Porifera, Echinodermata dan Mollusca.
Brontosaurus merupakan salah satu anggota dari Dinosaurus yang terbesar yang hidup dan pernah dijumpai dalam bentuk fosil di Amerika dan berkembang baik hingga zaman Jura. Dari kerangka yang telah berhasil direkontruksi jenis Brontosaurus mempunyai tubuh hingga 18 feet dengan panjang hingga 67 feet.
Archaeopteryx meruapakan burung yang pertama kali dikenal dalam sejarah. Burung ini memiliki ukuran sebesar burung gagak, fosilnya dijumpai pada batu gamping litographhi di daerah Solenhoven, Bavaria. Ichtyosaurus merupakan reptile laut yang memiliki panjang tubuh 10 feet.
Endapan jura didapatkan baik di Indonesia barat maupun Indonesia Timur. Di Indonesia barat tidak banyak dijumpai endapan Jura. Ada kemungkinan bahwa sebagian besar daerah Indonesia barat pada zaman itu merupakan daratan sehingga tidak dimungkinkan terbentuknya endapan. Di Indonesia timur perkembangan endapan Jura relatif baik. Endapannya berkembang sebagai batu gamping dengan fosil Arnioceras.
Dengan memperhatikan tempat – tempat terdapatnya endapan Jura maka dapat diamnbil kesimpulan bahwa terdapat genang laut selama zaman Jura sehingga mengakibatkan seolah - olah Indonesia terbagi menjadi 3 bagian oleh palung Anambas, geosnklin Banda dan geosinklin Papua.

C. Zaman Kapur
          Zaman kapur berlangsung semenjak 145-65 juta tahun yang lalu. Zaman kapur dicirikan oleh suatu daur pengendapan “susut laut – genang laut – susut laut”. Selama zaman kapur berkembang bermacam – macam kehidupan. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari zaman Jura disamping terdapat pengembangan kehidupan yang baru. Diantara jenis – jens yang mencirikan untuk jaman Kapur antara lain anggota dari Pilum Protozoa khususnya dari ordo Foraminifera, Pilum Coelenterata, Pilum Mollusca, dan pilum Arthropoda. Disamping itu terdapat pula perkembangan dari golongan vertebrata maupun jenis flora.
Tyrannosaurus Rex merupakan jenis dinosaurus pemangsa terbesar yang hidup pada jaman kapur, dinosaurus ini dapat berkembang dengan panjang tubuh mencapai 45 feet dan tinggi 20 feet. Elasmosaurus merupakan golongan mamalia yang hidup di laut dan memiliki panjang antara 40 sampai 50 feet. Pterodon merupakan golongan reptil terbang yang memiliki bentang sayap 23 sampai 25 feet. Fosil dari Elasmosaurus dan Pterodon ditemukan di daerah Niobrara, Kansas, Amerika pada batu gamping.
Di Indonesia terdapta endapan-endapan yang jelas termasuk zaan kapur hanya terdapat di berbagai tempat yang terpencar. Di Indonesia bagian barat system kapur dicirikan oleh endapan klastik dengan fosil Orbitolina, meskipun fosil ini juga dijumpai pada sistem kapur yang ada di Indonesia bagian timur. Di Sumatera, di Bukit Garba, dimana di bagian bawah terdiri dari napal tufan, tufa, pilit dan marmer. Bagian atasnya terdiri dari batu rijang yang mengandung fosil Radiolaria.
Di jawa endapan yang berumur kapur telah diketahui dalam bentuk lensa-lensa batu gamping yang mengandung fosil Orbitolina terapit diantara lempung dan serpih. Endapan tersebut dijumpai di Lok Ulo, Karangsambung, selatan Banjarnegara, Jawa Tengah. Batu guling dengan fosil Orbitolina telah dijumpai dalam konglomerat Eose di Pegunungan Jiwo, selatan Klaten. Di tempat ini endapan kapur bertalian erat dengan batuan metamorf dan mungkin selaan-selaan di dalamnya.
Apabila ditinjau secara menyeluruh, karena genang laut yang terjadi pada Cenomanian mengakibatkan lautan di Indonesia menjadi lebih luas daripada zaman Jura. Daratan Philipina yang masih menjadi satu dengan daratan Papua pada waktu zaman Jura, sekarang .Sekarang oleh genang laut tersebut terbagi menjadi 2 daratan, yaitu daratan Philipina dan daratan Papua. Di bagian tenggara Indonesia, lautan menggenangi daratan bagian utara daratan Australia sehingga terjadi teluk-teluk. Pada waktu yang bersamaan maka Geosinklin Tasmania meluas ke arah utara jika dibandingkan dengan luas wilayahnya di zaman Jura.

GEOLOGI

KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA


  1. Assallamuallaikum. wr. wb
  2. KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Teori kehidupan di bumi Perkembangan Manusia Purba  Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan budaya Pembabakan Zaman Prasejarah berdasarkan Arkeologi
  3. Teori Kehidupan di Bumi
    • ARKAEKUM / zaman tertua
    • Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu
    • kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan. Dari penjelasan
    • ini tentu anda ingin bertanya kapan muncul kehidupan?
    • Untuk itu simak uraian berikutnya.
    • PALEOZOIKUM / zaman primer atau zaman hidup tua
    • Zaman ini berlangsung 340 juta tahun.
    • Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini
    • seperti mikro organisme,
    • ikan, ampibi, reptil dan
    • binatang yang tidak bertulang punggung.
  4. Teori Kehidupan di Bumi
    • Mesozoikum / zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan
    • Zaman ini berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman
    • pertengahan ijenis reptil mencapai tingkat yang terbesar seperti
    • pada gambar .
    • sehingga pada zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptil.
    • Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka muncul kehidupan yang
    • lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui yang masih rendah sekali
    • tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan.
    • Selanjutnya berlangsunglah zaman hidup baru seperti yang diuraikan
    • pada materi berikut ini !
  5. Teori Kehidupan di Bumi
    • Neozoikum / zaman hidup baru
    • Zaman ini dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu:
    • Tersier / zaman ketiga
    • Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting dari zaman
    • ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti jenis
    • primata, contohnya kera.
    • Kuartier / zaman keempat
    • Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan
    • zaman terpenting.
    menu utama
  6. Pembabakan Zaman Prasejarah berdasarkan Arkeologi
    • Pembabakan Zaman Prasejarah berdasarkan Arkeologi
    • Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau
    • melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka
    • tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui.
    • Zaman Batu
    • Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat -alat kehidupan manusia umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat -alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, melalui Metode Tipologi (cara menentukan umur berdasarkan bentuk atau tipe benda peninggalan), maka zaman batu dibedakan lagi menjadi 3 periode/masa, yaitu:
    • - Batu Tua/Palaeolithikum
    • - Batu Tengah Madya/Mesolithikum
    • - Batu Muda/Neolithikum
  7. Pembabakan Zaman Prasejarah berdasarkan Arkeologi
    • Zaman Logam
    • zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
    • Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentudikuti dengan kemahiran teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul -pukul atau dipecah.
    • zaman logam dapat dibedakan atas :
    • A. Zaman tembaga
    • B. Zaman perunggu
    • C. Zaman besi .
    << menu utama
  8. Perkembangan Manusia Purba Indonesia
    • Meganthropus Paleojavanicus
    • Jenis manusia ini dikenal dengan sebutan manusia raksasa dari jawa.
    • Fosil ini ditemukan oleh ilmuan bernamaVonKoenigswaldpada1941 di
    • dekat desa Sangiran,Lembah sungai bengawan solo.Ditemukannya
    • dibagian pleistosen bawah. mereka masih terlalu primitif dan hanya bisa
    • mengumpulkan makanan-makanan mereka berupa tumbuh-tumbuhan dan
    • buah-buahan.
    • Adapun ciri-ciri mereka sebagai berikut :
      • Memiliki tulang pipi yang tebal
      • Memiliki ototkunyah yang kuat
      • Memiliki tonjolan kening yang menyolok
      • Memiliki tonjolan belakang yang tajam
      • Tidak memiliki dagu
      • Memiliki perawakan yang tegap
      • Memakan jenis tumbuhan
  9. Perkembangan Manusia Purba Indonesia
    • Pitchecanthropus
    • Merupakan mayoritas manusia yang pernah tinggal di Indonesia.Berasal dari
    • pleistosen bawah dan tengah (menendakan bahwa lebih muda dari
    • Meganthropus). Mereka sudah pandai berburu sehingga mereka bisa dibilang
    • Omnivora.
    • Ciri-ciri mereka sebagai berikut :
      • Tinggi badan sekitar 165± 180 cm
      • Volume otak berkisar antara 750± 1350 cc
      • Bentuk tubuh &a ng gota badan tegap
      • Alat pengunyah dan alat tengkuk sangatkuat
      • Bentuk graham besar dengan rahang yang
      • sangatkuat
      • Bentuk tonjolan kening tebal
      • Bentuk hidung tebal
      • Bagian belakang kepala tampak menonjol
  10. Perkembangan Manusia Purba Indonesia
    • Homo
    • Jenis manusia yang sudah pintar. Ini adalah jenis manusia yang paling muda. Kepintarannya diketahui dari cara ia mengolah makanannya dan perkembangannya. Mereka mengolah makanannya dengan cara dimasak.
    • Ciri -ciri :
      • mereka adalah sebgai berikut:
      • Tinggi tubuhnya antara 130-210cm
      • Berat badan kira -kira 150kg
      • Otak lebih sempurna dan besar
      • Otot tengkuk mengalami penyusutan.
    menu utama
  11. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan budaya
    • Kehidupan manusia purba di Indonesia berdasarkan bukti-bukti peninggalan mengalami perubahan. Perkembangan manusia purba di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut :
    • Pada masa berburu dan meramu, kehidupan manusia purba pada zaman ini berpindah-pindah untuk mencari bnatang buruan dan bahan makanan yang telah disediakan oleh alam. Alat alat yang digunakan pada masa ini antara lain; kapak berimbas, alat dari serpih, dan kapak genggam.
    • Masa bercocok tanam, pada masa ini manusia sudah memulai hidup menetap dengan membuat rumah-rumah panggung yang bertujuan menghindar dari binatang, serangan musuh atau menghindari banjir. Alat-alt yang digunakan antara lain : mata panah, gerabah, beliung persegi, dan kapak lonjong.
  12. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan budaya
    • Masa pertukangan, pada masa ini selain hidup menetap manusia purba
    • juga sudah mampu membuat alat-alat walaupun masih sangat sederhana.
    • Alat-alat yang dihasilkan pada masa ini antara lain : nekara, kapak
    • perunggu, moko, bejana, patung perunggu, manik-manik, geraah dan mata
    • tombak.
    • Masa mengenal kepercayaan, pada masa ini mulai menyadari akan
    • keterbatasan dirinya sehingga ada kekuatan lain di luar kemampuanya.
    • Kepercayaan tersebut antara lain ; animisme yaitu kepercayaan terhadap
    • roh nenek moyang mereka yang telah meninggal, dan dinamisme yaitu
    • kepercayaan terhadap kekuatan gaib. Pada masa ini untuk upacara ritual
    • manusia purba mengembangkan kebudayaan megalithikum yaitu
    • kebudayaan batu besar dengan cara membuat beberapa bentuk bangunan
    • dari batu yang mempunyai ukuran yang cukup besar.